Setiap orang (karyawan) mempunyai arah motivasi yang berbeda-beda. Ada yang mempunyai arah motivasi yang mendekati ada yang mempunyai arah motivasi menjauhi. Saya contohkan, kuda dan keledai. “Mengapa keledai mau berjalan?” Biasanya, penunggang keledai menggantungkan wortel dengan bilah kayu di depan mata keledai. Karena ingin makan wortel itu, keledai bergerak ke depan. Semakin dia maju, penumpang diatasnya juga maju dan otomatis wortel yang digantungnya juga akan bergerak maju. Jadi keledai berjalan karena ada iming-iming hadiah. Yakni, wortel. Kita sebut ini dengan motivasi mendekati tujuan. Sebaliknya, “mengapa kuda mau berjalan atau berlari?” Jawabannya, karena kuda itu dicambuk. Kuda berjalan atau berlari karena menghindari cambukan. Ini yang disebut motivasi menjauhi masalah. Itulah sebabnya dalam manajemen ada istilah stick and carrot (tongkat dan wortel) atau dengan kata lain reward and punisment (penghargaan dan hukuman).Konsep stick and carrot ini diberlakukan karena masing-masing karyawan punya arah motivasi yang berbeda-beda. Ada yang motivasinya mendekati ada yang motivasinya menjauhi.
Ciri karyawan yang arah motivasinya mendekati, umumnya fokus pada tujuan. Mereka bekerja dengan acuan tujuan yang hendak dicapainya. Mereka termotivasi untuk menggapai, memperoleh dan memiliki sesuatu. Karena fokus pada tujuan yang hendak dicapainya, mereka cenderung pandai membuat prioritas kerja. Mudah dibakar dan dipacu oleh tujuan yang hendak dicapainya. Namun, mereka punya kelemahan. Mereka kadang sulit menghindari hal-hal yang harus dihindari atau kurang peka dalam mengidentifikasi masalah.
Sebaliknya, karyawan dengan arah motivasi menjauhi umumnya peka terhadap masalah yang harus dihindari atau dijauhi. Mereka bergerak atau sangat termotivasi bila ada problem yang harus diselesaikan atau dijauhinya. Mereka cakap dalam mengamati masalah dan tajam dalam melihat hambatan-hambatan yang mungkin muncul. Namun, mereka juga punya kelemahan. Mereka sulit fokus pada tujuan, karena mudh diganggu dan dikacaukan situasi negatif. Bila ada masalah yang dihadapi mereka akan mengesampingkan apa saja. Dan akibatnya sering lupa pada prioritas kerja karena berkonsentrasi untuk menangani krisis.
January 10, 2009 at 9:46 am |
Jadi, bagaimana menyikapi kedua model tersebut?
January 11, 2009 at 8:36 am |
jadi, ente termasuk yang mana?
January 12, 2009 at 4:20 am |
Pengennya mendekat malah menjauh.
January 12, 2009 at 8:12 am |
@ arifromdhoni
Berlakukan sesuai dengan situasinya. Klo ada karyawan yang ketika diberi reward tambah semangat, beri aja reward biar semangat. Klo untuk bisa semangat karyawan harus diberi
sangsisanksi, kasih ajasangsisanksi.@ ensiklomedi
Yang mana yach?! 😀
@ Ihsan
He.. he.. he.. Itu mah tulisan Ente.
January 12, 2009 at 8:29 am |
sangsi = ragu?
ataukah sanksi?
Tanya editornya deh:)
January 12, 2009 at 3:12 pm |
@ Masterplan 2010
Udah ane betulin. Syukran yach!
January 14, 2009 at 9:26 pm |
Assalamu’alaikum
salam kenal
blognya bagus
belajar bahasa arab online
http://badar.muslim.or.id
silahkan beritahu teman supaya banyak yang mendapat manfaat